Kenapa RS Al-Ihsan jadi Welas Asih? Pembahasan Kang Dedi Mulyadi Bersama KH. Olih Komarudin Pemimpin Yayasan Al-Ihsan

Kang Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat bersama KH. Olih Komarudin (Dok. Tangkapan layar YouTube channel KDM) 

Gakojabar - Dalam sebuah perbincangan mendalam di Channel YouTube Kang Dedi Mulyadi, membahas tentang sejarah RS Al-Ihsan bersama KH. Olih Komarudin.

Selain itu kita diajak menyelami perjalanan hidup seorang tokoh kharismatik, KH. Olih Komarudin, pimpinan Yayasan Al-Ihsan. 

Di usianya yang ke-88 tahun, beliau tidak hanya berbagi kisah pribadinya, tetapi juga membuka lembaran sejarah panjang dan berliku dari berdirinya Rumah Sakit Al-Ihsan. 

Kisah ini adalah cerminan dedikasi, perjuangan, dan visi untuk kemaslahatan umat.

Profil Singkat Seorang Pejuang dan Pendidik

KH. Olih Komarudin adalah sosok yang kaya akan pengalaman. 

Dengan lima orang anak, delapan belas cucu, dan empat cicit, beliau adalah kepala keluarga yang besar dan inspiratif.

"Saya sekarang sudah 88 tahun," ungkap beliau, dikutip dari YouTube channel KDM, menunjukkan semangatnya yang tak lekang oleh waktu. 

Perjalanan karirnya pun beragam, mulai dari seorang guru, perwira militer, hingga menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat selama empat periode. 

Keberhasilan beliau juga tercermin dari anak-anaknya yang menduduki posisi penting, seperti Wakil Rektor di ITB, mantan direktur BUMD Jambar, dan seorang Kolonel Angkatan Udara yang juga kepala program di S2 Unhan.

Cikal Bakal dan Perjuangan RS Al-Ihsan

Rumah Sakit Al-Ihsan bukanlah sekadar bangunan, melainkan buah dari cita-cita luhur para tokoh masyarakat Muslim di Jawa Barat. 

"Rumah sakit ini didirikan oleh tokoh-tokoh Muslim di Jawa Barat yang ingin membangun rumah sakit untuk komunitas Muslim," jelas KH. Olih Komarudin. 

Namun, perjalanan pendiriannya tidaklah mulus. 

Tantangan besar muncul ketika rumah sakit menghadapi masalah hukum terkait aliran dana pemerintah provinsi ke yayasan yang dipimpin oleh pejabat. 

Perubahan Nama dan Babak Baru: RS Welas Asih

Akibat masalah hukum tersebut, rumah sakit disita oleh pengadilan dan kemudian diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 

Momen ini menandai sebuah perubahan signifikan, di mana nama rumah sakit diubah menjadi "Rumah Sakit Welas Asih". Perubahan ini bukan akhir, melainkan awal dari babak baru.

Meskipun telah melalui berbagai rintangan, semangat untuk terus melayani masyarakat tetap membara. 

Rencana pengembangan untuk Rumah Sakit Welas Asih telah dicanangkan, termasuk perluasan area parkir, penataan lingkungan sekitar, dan peningkatan kualitas layanan. 

Serta memberikan perawatan terbaik kepada semua pasien, tanpa memandang status asuransi atau latar belakang mereka. 

"Rumah sakit ini bertujuan untuk memberikan perawatan kepada semua pasien, tanpa memandang status asuransi atau asal mereka," tegas beliau.

Selain itu, akan terjadi perombakan total dari sisi logo Rumah Sakit yang penuh dengan filosofi.

Tidak lupa Kang Dedi Mulyadi juga sepakat akan membuatkan sebuah prasasti sebagai bentuk penghormatan terhadap orang-orang yang bejasa atas berdirinya Rumah Sakit.***

Sumber: YouTube KDM

Baca juga: Kunjungan ke RS Welas Asih Kang Dedi Mulyadi Bahas Logo Baru yang Filosofis


Komentar